INOVASI POTENSI DAUN BAMBU (Gigantochloa apus) SEBAGAI ALTERNATIF SEMIR BAN MOBIL YANG RAMAH LINGKUNGAN

MADRASAH YOUNG RESEACHER SUPER CAMP

OLEH

Nama   : Shafwa Dini Pramesti

Nama   : Salsabila Dwi Syafi’

KANTOR KEMENTRIAN AGAMA KABUPATEN BLITAR MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 8 BLITAR

Ds. Jambewangi Kec.Selopuro Kab.Blitar Prov. Jawa Timur 66185 NSM. 121135050005 NPSN. 20581075 Terakreditasi : A Telp. ? (0342) 693473 E-mail : mtsnjambewangi85@gmail.com KABUPATEN BLITAR

ABSTRAK

Potensi Daun Bambu (Gigantochloa Apus) Sebagai Alternatif Semir Ban Mobil Yang Ramah Lingkungan

Oleh :

Shafwa Dini Pramesti dan Salsabila Dwi Syafi’

Pembimbing :

Retno Dewi Indrawati,S.Pd

Tanaman bambu yang tumbuh subur di Indonesia diketahui mengandung banyak silika. Kandungan abu daun bambu sebesar 20% dengan kandungan silika sebesar

75.90 – 82.86%, bahan alami tersebut belum dimanfaatkaan.Seiring dengan pola hidup manusia menyemir ban roda kendaraan sudah menjadi kebutuhan ,yang sering kali harus menambah pengeluaran bulanan semir ban yang terbilang masih mahal. Semir ban mobil mengandung kombinasi silikon, uv protection, dan conditioner. Semir ban yang mengandung silikon tersebut mampu membuat dinding ban menjadi mudah tipis dan kering. Akibatnya ban jadi mudah retak retak dan pecah pecah pada ban, jika digunaan dalam waktu yang berulang . Kini saatnya peneliti untuk mencari solusi pengganti dari produk berbahaya tersebut, solusi yang paling aman, murah dan ramah lingkungan. Oleh karena itu, penulis menawarkan inovasi pembuatan semir ban dari ekstrak daun bambu. Tujuan dari penelitian ini yaitu (1) Mengetahui potensi daun bambu (Gigantochloa apus) sebagai alternanif semir ban mobil yang ramah lingkungan (2) Mengetahui proses pembuatan semir ban mobil dari daun bambu (3) Mengetahui efektivitas semir ban mobil dari daun bambu .Metode pengumpulan data yang digunakan adalah studi pustaka dan penelitian. Jenis penelitian ini ialah penelitian kuantitatif dengan pendekatan eksperimen , obserasi dan wawancara . Pengambilan sampel dan Survey di Desa Selopuro Wlingi Kabupaten Blitar. Ekperimen dilakukan di LAB IPA MTs Negeri 8 Blitar. Data hasil penelitian dianalisa untuk menarik kesimpulan yang diharapkan memberikan informasi kepada masyarakat tentang pemanfaatan tumbuhan bambu sebagai alternanif pembuatan semir ban mobil yang ramah lingkungan. Memberikan inspirasi pada masyarakat luas, supaya masyarakat menjadi aktif untuk mencari pengganti produk produk pabrik yang tidak ramah lingkungan.

Kata kunci: daun bambu, silika, semir

BAB I PENDAHULUAN

Indonesia merupakan daerah yang berada di garis ekuator yang memiliki suhu hangat dan disinari oleh matahari sepanjang tahun, sehingga dimungkinkan banyak sekali jenis tumbuhan yang bisa hidup dengan subur di sini. Salah satu jenis tumbuhan yang bisa hidup dengan baik di Indonesia adalah tumbuhan bambu. Bambu adalah tumbuhan jenis rumput- rumputan yang terdapat rongga dan ruas pada batangnya. Tumbuhan bambu dengan nama latin (Bambusa vulgaris Schrad) memiliki akar serabut, batang bulat berongga, keras, tinggi, beruas, dan berdaun lebat.

Tanaman bambu sangat bermanfaat bagi kehidupan ekonomi masyarakat. Sampai saat ini bambu dimanfaatkan sangat luas, mulai dari penggunaan teknologi yang paling sederhana sampai pemanfaatan teknologi tinggi pada skala industri. Selain itu, bambu juga relatif murah dibandingkan dengan bahan bangunan lain karena mudah ditemukan disekitar pemukiman pedesaan.

Kandungan abu daun bambu sebesar 20% dengan kandungan silika sebesar 75.90 – 82.86%, di mana kandungan silika abu daun bambu ini merupakan yang terbesar kedua setelah abu sekam padi yaitu sebesar 93.2% [6]. Akan tetapi, persentase impuritas pada abu daun bambu (senyawa selain SiO2) cukup tinggi bila dibandingkan dengan impuritas pada abu sekam padi.Salah satu keistimewaan silika adalah memiliki sifat dapat mengilapkan benda-benda. Jika benda digosok dengan silica, maka benda tersebut menjadi mengkilap terutama benda yang tebuat dari plastic, karet, besi, dll.

Seiring dengan gaya hidup manusia membuat tidak sedikit orang menggunakan bahan kimia yang berbahan dasar silika kimia untuk perawatan alat-alat ruamah tangga termasuk kendaraan kushusnya ban kendaraan. Penyemiran ban roda kendaraan sudah menjadi kebutuhan ,yang sering kali harus menambah pengeluaran bulanan semir ban yang terbilang masih mahal. Semir ban mobil mengandung kombinasi silikon, uv protection, dan conditioner. Semir ban yang mengandung silikon tersebut mampu membuat dinding ban menjadi mudah tipis dan kering. Akibatnya ban jadi mudah retak retak dan pecah pecah, serta mengakibatkan polusi tanah sehingga perlu dipikirkan kembali bagaimana cara mengatasinya.

Kini saatnya peneliti untuk mencari solusi pengganti dari produk berbahaya tersebut, solusi yang paling aman, murah dan ramah lingkungan. Melihat kandungan silika yang banyak pada daun bambu maka peneliti berasumsi bahwa daun bambu dapat digunakan sebagai bahan dasar semir yang alami, yang dapat diguanakan sebagai bahan alternatif alami semir ban kendaran. Darilatar belakang diatas maka peneliti mengangkat judul “Potensi Daun Bambu (Gigantochloa apus) Sebagai Alternatif Semir Ban Mobil Yang Ramah Lingkungan”.

1.1  Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dalam penelitian ini dibatasi pada masalah- masalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana potensi daun bambu (Gigantochloa apus) sebagai alternanif semir ban mobil yang ramah lingkungan?
    1. Bagaimana proses pembuatan semir ban mobil dari daun bambu?
    1. Bagaimana efektivitas semir ban mobil dari daun bambu?

1.2  Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan penulisan ini dapat dirumuskan sebagai berikut

  1. Mengetahui potensi daun bambu (Gigantochloa apus) sebagai alternanif semir ban mobil yang ramah lingkungan.
    1. Mengetahui proses pembuatan semir ban mobil dari daun bambu.
    1. Mengetahui keefektivisan semir ban mobil berbahan dasar daun bambu.

 1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

  1. Peneliti

Menggali kreativitas peneliti untuk bisa berinovasi terhadap manfaat tumbuhan bambu.

  • Bidang pendidikan

Penelitian ini akan sangat membantu bagi siswa untuk memahami, mendalami manfaat tumbuhan bambu.

  • Masyarakat

Memberikan informasi kepada masyarakat tentang potensi tumbuhan bambu sebagai alternanif pembuatan semir ban mobil yang ramah lingkungan. Serta hasil penelitian ini memberikan inspirasi  pada masyarakat  luas, supaya masyarakat

menjadi aktif untuk mencari pengganti produk pabrik yang tidak ramah lingkungan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bambu merupakan salah satu jenis rumput –rumputan yang termasuk ke dalam family Graminae.Tanaman bambu banyak tersebar di negara tropis dan dapat tumbuh di dataran rendah hingga lereng pegunungan. Bambu merupakan hasil hutan non kayu yang umumnya digunakan sebagai bahan konstruksi rumah seperti dinding, tiang dan atap. Tanaman

bambu juga banyak digunakan sebagai produk industry seperti furniture, bahan campuran kaca dan keramik serta bahan mentah industri Pulp & Paper memiliki 143 jenis pohon bambu termasuk yang tumbuh liar dan belum termanfaatkan.

Bambu apus (Gigantochloa apus) membentuk rumpun rapat, warna batang hijau cerah, setiap rumpun terdiri sekitar 30 batang,dikenal juga dengan nama pring tali. Bambu ini umumnya membentuk rumpun rapat. Tinggi bambu apus dapat mencapai 20 m dengan warna batang hijau cerah, sampai kekuning- kuningan. Batangnya tidak bercabang di bagian bawah. Panjang batang yang dapat dimanfaatkan antara 3 – 15 m. Bentuk batang bambu apus sangat teratur. Pada buku-bukunya tampak adanya penonjolan dan berwarna agak kuning dengan bulu-bulu halus yang menempel di sekitar buku-buku berwarna coklat kehitaman.

Tanaman bambu memiliki penyebaran yang lebih banyak di pulau Jawa yaitu mencapai 29.14 juta rumpun (76.83%) dari total populasi bambu di Indonesia. Apabila bambu

, bagian yang banyak digunakan adalah bagian batang. Sedangkan daun yang dihasilkan hanya dibiarkan menjadi limbah agro. Padahal, kandungan silika yang cukup tinggi di abu daun bambu, menjadikan daun bambu berpotensi sebagai penghasil silika. Silika yang berasal dari bahan organik dikenal dengan nama bio-silik selain sekam padi.

Kandungan abu daun bambu atau bamboo leaf ash (BLA) dari daun bambu sebesar 20% dengan kandungan silika sebesar 75.90 – 82.86%, di mana kandungan silika abu daun bambu ini merupakan yang terbesar kedua setelah abu sekam padi yaitu sebesar 93.2% [6]. Akan tetapi, persentase impuritas pada abu daun bambu (senyawa selain SiO) cukup tinggi bila dibandingkan dengan impuritas pada abu sekam padi. Senyawa kimia silikon dioksida (silika) memiliki rumus kimia SiO. Atom silikon dapat membentuk empat ikatan secara serentak yang tersusun secara tetrahedral. Dalam silika, setiap atom Si terikat pada empat atom O dan setiap atom O terikat pada dua sisi atom Si. Penyusunan struktur tersebut meluas menjadi jaringan yang sangat besar.

2.1    Semir Ban

Ban mobil adalah bagian terpenting dari sebuah kendaraan, karena ban satu-satunya yang mepunyai kontak langsung dengan permukaan jalan. Hal ini juga berarti ban memiliki peranan yang penting, tidak hanya soal kenyamanan dan tampilan tetapi juga keselamatan saat berkendara. Ban mobil yang kurang diperhatikan, dapat berkurang daya elastisannya sehingga ban mudah mengalami kering pada permukaaannya, retak-retak, mudah bocor atau meledak. Salah satu perawatan khusus ban mobil adalah menyemir. Dengan mencuci ban mobil secara berkala saja belum cukup untuk perawatan ban tersebut karena ban mobil masih memerlukan conditioner agar tetap elastis. Salah satu cara perawatannya adalah dengan menyemir ban mobil tersebut.

Semir ban mobil merupakan salah satu bahan kimia yang digunakan dalam perawatan kebersihan dan keawetan ban mobil. Fungsi utama dalam menyemir ban mobil adalah untuk membersihkan, merawat, dan mengkilapkan ban mobil. Manfaat dari penggunaan semir ban adalah untuk memperpanjang umur pemakaian ban, menjaga kelembapan ban sehingga tidak mudah kering atau retak-retak, menjaga kelenturan ban mobil, menjaga warna ban mobil tetap tajam, dan melindungi dari paparan sinar matahari. Beberapa jenis semir ban mobil menonjolkan salah satu fungsi dari pada fungsi yang lain.

Beberapa jenis semir ban mobil menonjolkan salah satu fungsi dari pada fungsi yang lain. Terkadang hal ini justru akan memberikan kerugian kepada ban mobil. Apalagi semir yang mengandung banyak zat kimia. Penggunaan semir ban mobil yang mengandung banyak zat kimia berbahan silikon membuat dinding ban menjadi mudah tipis dan kering. Akibatnya ban jadi mudah retak retak, pecah pecah dan mudah bocor, ban menjadi tidak kenyal alias mengeras cairan semir merusak rekatan antara ban dan vleg mobil. Seringkali ban mobil manjadi keras dan mudah retak-retak.   Semir untuk ban mobil bermacam- macam jenisnya jika dibagi berdasarkan modelny, ada semir model cair, aerosol, dan juga foam.Untuk mengantisipasinya bisa menggunakan alternatif semir ban mobil dari bahan alami.

2.2  Jenis semir ban

2.2.1  Semir berbahan dasar air / water based

Kelebihan dari semir ban jenis ini adalah semir ban sangat ramah lingkungan serta tidak merusak permukaan karet ban meskipun digunakan dalam jangka waktu yang lama sebab memang bahan dasar dari semir ini hanyalah air. Namun karena bahan dasar yang digunakan inilah yang juga menjadikan kelemahannya, yakni semir ban tidak dapat bertahan

dalam jangka waktu yang lama, terlebih jika terguyur hujan maka semir jenis ini akan langsung hilang.

2.2.2  Bahaya semir ban berbahan silikon(Si)

Jenis semir yang kedua ialah semir yang bahan dasarnya terbuat dari silikon kental, kelebihan dari semir ban berbahan silikon ini ialah dapat memberikan efek kilap yang lumayan lebih lama dibandingkan dengan semir ban water based. Sedangkah kekurangan dari semir ban jenis ini adalah jika digunakan terlalu sering dan dalam jangka waktu lama dapat merusak ban, seperti ban menjadi tidak kenyal alias mengeras, getas dan retak retak halus.

Untuk menghindari dampak negatif akan semir ini adalah cukup menggunakannya setiap dua minggu sekali atau satu bulan sekali.

  • 3.1  Jenis Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

Berdasarkan sifat masalahnya di atas penelitian ini termasuk jenis penelitian yang bersifat kuantitatif dengan pendekatan eksperimen karena dalam penelitian ini dilakukan proses untuk membuat suatu produk berbahan baku daun bambu yang diolah menjadi produk semir ban mobil ramah lingkungn dengan membandingkan kualitas semir ban mobil pabrik serta kepuasan responden terhadap semir ban mobil berbahan dasar daun bambu ini. Menurut (Sugiono 2017) metode penelitian deskriptif analisis adalah data kuantitatif yang dikumpulkan dalam penelitian korelasional, komparatif atau eksperimen.

3.2    Waktu dan Tempat

Pada tanggal 25 Agustus 2020 sampai dengan tanggal 17 September 2020, di MTsN

8 Blitar .

3.2.1  Jadwal Penelitian

Adapun agenda penelitian ditulis dalam tabel 3.1

Tabel 3.1 Agenda Penelitian

NoTahap PenelitianWaktuUraian
1Literasi tentang tanaman Bambu dan semir ban25 – 30 Agustus 2020Perpustakaan MTsN 8 BlitarInternet
2Pembuatan Proposal Penelitian31 Agustus – 19 September 2020Membutat Bab I,II,III
3Pembuatan prosedur Percobaan31-3 September 2020MTsN 8 Blitar
4Pengumpulan alat dan bahan3 – 4 september 2020LAB IPA MTsN 8 BlitarKebun rumah Bu Nur Hidayah
5Eksperimen 1 dan diuji coba pada ban9 September 2020Lab IPA MTsN 8Ban motor bu Nur
6Eksperimen 2 dan diujicoba pada ban16 September 2020Lab IPA MTsN 8Ban motor bekas
7Eksperimen 3 dan diujicoba pada ban17 September 2020Lab IPA MTsN 8Ban motor bekasBan mobil bpk Kamad
8Survey organoleptic17 September 2020Bapak/ibu guru dan beberapa siswa
9Pembagian kuosioner18 September 2020Car wash dan pengguna semir ban

3.3  Populasi dan Sampel

3.3.1  Populasi

Populasi adalah merupakan keseluruhan obyek yang memiliki karakteristik tertentu dan digunakan oleh seseorang sebagai sumber data penelitian. Populasi didefinisikan sebagai seperangkat unit analisis yang lengkap dan sedang diteliti. Suatu populasi yang baik ialah mencakup rancangan eksplisit semua elemen yang terlibat biasanya meliputi empat komponen, yaitu: elemen, unit sampling (unit analisis dimana sampel diambil atau berasal), keluasan skop dan waktu (Sugiono, 2017). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari daun bambu apus yang ada di desa Selopuro.

3.3.2  Sampel Penelitian

Sampel penelitian ini adalah sebagian dari populasi yang dijadikan obyek sebenarnya dari suatu penelitian. Sampel merupakan sub dari seperangkat elemen yang dipilih untuk dipelajari/diteliti. Adapun proses pengambilan sampel yaitu:memilih populasi, memilih unit-unit sampling, memilih kerangka sampling, memilih desain sampel, memilih ukuran sampel, memilih rancangan sampling, dan memilih sampel (Sugiono, 2017). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun bambu apus (Gigantochloa apus) yang ada di kebun bapak Sunaradi.

3.4  Variabel Penelitian

3.4.1  Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang dipilih dan direncanakan dengan sengaja dan diukur serta dimanipulasi variasinya dan untuk mengetahui hubungan atau pengaruhnya terhadap variabel yang diamati (Sugiono, 2017). Variabel bebas merupakaan variabel stimulus atau variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas merupakan variabel yang variabelnya diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan

hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi (Sugiono, 2017). Adapun variabel bebas adalah mengkilatnya.

3.4.2  Variabel Terikat

Variabel terikat adalah sejumlah faktor atau gejala yang muncul dan diukur untuk mengetahui dampak atau perubahan dari variasi yang lain terutama dari variabel bebasnya. Variabel terikat adalah variabel yang memberikan reaksi/respon jika dihubungkan dengan variabel bebas. Variabel terikat merupakan variabel yang diamati dan diukur untuk menentukan pengaruh yang disebabkan oleh variabel bebas (Sugiono, 2017). Variabel terikat dari penelitian ini adalah ekstrak arang daun bambu.

3.4.3  Varibel Kontrol (Kendali)

Variabel kontrol adalah variabel yang merupakan unsur atau gejala yang sengaja dikendalikan agar tidak mempengaruhi variabel bebas atau terikat. Variabel kontrol didefinisikan sebagai variabel yang variabelnya dikontrol oleh peneliti untuk menetralisasi pengaruhnya (Sugiono, 2017). Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah warna hitam.

3.5  Prosedur Penelitian

3.5.1  Alat

  • Gelas kimia 8 buah 100 ml
  • Enlenmyer 2 buah 500 ml
  • Pengaduk 4 buah
  • Pemanas Bunsen 2 buah
  • Kaki tiga 2 buah
  • Gelas ukur 4 buah
  • Neraca ahaus 1 buah
  • Kertas saring/saringan teh 5 lembar
  • Corong kaca 2 buah
  • Korek api 1 buah
  • Kuas/sikat gigi bekas 8 buah
  • Ban mobil (bisa diganti ban motor, ban sepeda) 8 buah

3.5.2  Bahan

  • 500 gram daun bambu kering
  • Soda kue (NaHCO3) 40 gram
  • Garam dapur (NaCl) 40 gram
  • Air biasa /Aqua secukupnya
  • Tepung kanji 50 gram

3.6  Prosedur Kerja

  1. Rebus 1 genggam (± 100 gram) daun bambu kering dalam 500 ml air sampai mendidih, lalu matikan api, tunggu sampai dingin, lalu saring, sisihkan (cairan ini disebut ekstrak daun bambu)
  2. Bakar 100 gram daun bambu kering sampai menjadi abu, rebus dengan 500 ml air sampai mendidih, tunggu sampai dingin, lalu saring, sisihkan (cairan ini disebut ekstrak abu daun bambu).

Setelah mendapatkan dua macam cairan di atas, maka langkah berikutnya adalah membuat perbandingan yang pas antara bahan-bahan yang dibutuhkan. Perbandingan yang peneliti lakukan  tertera pada table 3.2

Table 3.2 Perbandingan bahan semir

Peneliti anEkstrak daun bambuEkstrak abu daun bambu  Soda kue (NaHCO3)Garam dapur (NaCl)  Tepung kanji  Keterangan
1.40 ml 5 gram 5 gramDirebus
2. 40 ml5 gram 5 gramDirebus
3. 40 ml5 gram 10 gramDirebus
4.40 ml 5 gram 10 gramDirebus
5.40 ml  5 gram5 gramDirebus
6. 40 ml 5 gram5 gramDirebus
7.40 ml  5 gram  
8. 40 ml 5 gram  
  • Mencampur semua bahan sesuai nomor perlakuan, diaduk sampai rata.
  • Mengoleskan hasil eksperimen pada ban mobil yang sudah dicuci secara merata menggunakan sikat, ditunggu sampai kering.
  • Ban disikat kembali menggunakan sikat bersih dan kering

Pemakaian cairan baik dari ekstrak daun bambu maupun ekstrak abu daun bambu dibatasi maksimal 40 ml supaya cukup untuk mengolesi secara merata satu ban mobil tidak terlalu banyak yang menyebabkan campuran jadi encer. Sedangkan bahan lain seperti soda kue, garam dapur, dan kanji adalah 5 gram.

3.7  Survey Organoleptik ( Semir Ban Dari Bambu )

Uji Organoleptik atau uji indera atau uji sensori merupakan cara pengujian dengan menggunakan indera manusia sebagai alat utama untuk pengukuran daya penerimaan terhadap produk. Survey Organoleptik produk ini dilakukan dengan metode pengisian angket terhadap 20 responden, untuk mengetahui respon/tanggap.

3.8    Kerangka Konsep Penelitian

Text Box: Pengunaan semir ban berbahan dasar silicon kimia dapat memberikan efek
merusak pada ban kendaraan dan tidak ramah lingkungan. Berangkat dari hal itu perlu adanya alternatif semir alami yang ramah lingkungan.
Text Box: Menentukan tingkat penerimaan produk oleh masyarakat
melalui Survey Organoleptik
Text Box: Memberi informasi kepada masyarakat umum mengenai potensi daun bambu yang dijadikan semir yang ramah lingkungan.

Daftar Pustaka

Chindaprasirt P, Rukzon S, Sirivivatnanon.Resisitence to chloride penetration of blended Portland cement mortar containing palm oil fuel VOLUME V, OKTOBER 2016

Dwivedi VN, Singh NP, Dass SS, Singh NB. A new pozzolanicmaterial for cement industry: bamboo leaf ash. Int J Physics Sci. 1 (2006), pp. 106-111

Hammet Al, Young RL, Sun X, Chandra M. Non-wood fiber as an atrenative to wood fiber in China’s pulp and paper industry.

Holzforschung. 55 (2001), pp. 219-224. [Dephut] Departemen Kehutanan. Potensi Hutan Rakyat Indonesia [Internet]. (2004), Tersedia pada www.dephut.go.id.

Husnain. Mengenal silika sebagai unsur hara.Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian.32 (2010), pp. 19-20.

Latif MA, Tarmeze WAW, Fauzidah A. Anatomical freatures and mechanical properties of tree Malaysian bamboos, J Trofical Forest Sci. 2 (1990), pp. 227-234.

Seminar Nasional Fisika 2016Prodi Pendidikan Fisika dan Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Jakarta

Sugiono, Danang. 2017 , konsep Dasar Riset Pemasaran dan perilaku konsumen

Yogyakarta: caps (Center for Akademic Publishing servive)

LAMPIRAN

Table 3.2 Perbandingan bahan semir

Peneliti anEkstrak daun bambuEkstrak abu daun bambu  Soda kue (NaHCO3)Garam dapur (NaCl)  Tepung kanji  Keterangan
1.40 ml 5 gram 5 gramDirebus
2. 40 ml5 gram 5 gramDirebus
3. 40 ml5 gram 10 gramDirebus
4.40 ml 5 gram 10 gramDirebus
5.40 ml  5 gram5 gramDirebus
6. 40 ml 5 gram5 gramDirebus
7.40 ml  5 gram  
8. 40 ml 5 gram  

LAMPIRAN 2

WAWANCARA PENELITAN

Tabel 4.1 Wawancara

PERTANYAANJAWABAN
1. Apakah anda merupakan pengguna semir ban ? 
2. Kira kira berapa biaya yang anda keluarkan untuk menyemir ban mobil ? 
3. Bagaimana tanggapan anda mengenai semir ban mobil berbahan dasar daun bambu ? 
4. Apakah anda tahu dampak negatif penggunaan semir ban mobil kimia ? 
5. Apa perbedaan yang anda rasakan setelah menggunakan semir ban dari pabrik dengan semir ban dari daun bambu ? 
TABEL WAWANCARA TESTIMONI HASIL PENELITIAN
NONAMA RESPONDENHASIL PERCOBAAN
P1P2P3P4P5P6P7P8
1GURU 1        
2GURU 2        
3GURU 3        
4GURU 4        
5GURU 5        
6GURU 6        
7GURU 7        
8GURU 8        
9GURU 9        
10GURU 10        
11GURU 11        
12GURU 12        
13GURU 13        
14GURU 14        
15GURU 15        
16GURU 16        
17GURU 17        
18GURU 18        
19GURU 19        
20GURU 20        

Keterangan : Pilihlah 1 hasil percobaan yang bapak/ibu guru sukai

LAMPIRAN 3

BIODATA PESERTA

  1. BIODATA SISWA

Nama Lengkap                        : SHAFWA DINI PRAMESTI

NISN                                        0062293273

Kelas                                       : IX – D

Jenis Kelamin                          : Perempuan

Tempat lahir                            : Blitar

Tanggal Lahir                          : 15 Agustus 2006

Nomor Ponsel                           085707945459

Nomor Telepon Rumah             081234655469

Nama Madrasah                      : MTsN 8 Blitar

Alamat                                    : Ds. Mandesan Kec. Selopuro Kab. Blitar

Propinsi                                   : Jawa Timur

Email                                       : shafwadini@gmail.com

Bidang Lomba Yang diikuti : Sains

  1. BIODATA SISWA

Nama Lengkap                        : SALSABILA DWI SYAFI’

NISN                                        0054457728

Kelas                                       : IX – D

Jenis Kelamin                          : Perempuan

Tempat lahir                            : Blitar

Tanggal Lahir                          : 23 Maret 2006

Nomor Ponsel                           085850265477

Nomor Telepon Rumah             085785177327

Nama Madrasah                      : MTsN 8 Blitar

Alamat                                    : Ds. Selopuro Kec. Selopuro Kab. Blitar

Propinsi                                   : Jawa Timur

Email                                       : salasabiladwisafi@gmail.com

Bidang Lomba Yang diikuti : Sains

  1. Guru Pembimbing

Nama Lengkap                     : Retno Dewi Indrawati, S.Pd.

Nomor NIP                             197212292007102002

Jenis Kelamin                        : Perempuan

Nomor Ponsel                         085648415162

Guru Mata Pelajaran             : Ilmu Pengetahuan Alam

Lembaga

Propinsi                                 : Jawa Timur

Nama Madrasah                    : MTs Negeri 8 Blitar Nomor Induk Madrasah                               121135050005

Nomor telpon Madrasah       : (0342) 693473

https://id.wikipedia.org/wiki/Silikon#:~:text=Silikon%20adalah%20suatu%20unsur%20kimia

,ditemukan%20oleh%20J%C3%B6ns%20Jakob%20Berzelius.

https://kumparan.com/kumparanoto/waspada-efek-negatif-terlalu-sering-semir-ban- 1suog3DnpFZ/full

https://automotivexist.blogspot.com/2017/03/bahaya-memakai-semir-ban-silikon-terlalu- sering.html

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *