LOMBA KARYA INOVASI SEKOLAH ADIWIYATA

KARYA INOVASI

SEKOLAH ADIWIYATA

DINAS LINGKUNGAN HIDUP ( DLH ) KAB. BLITAR

TAHUN 2022

PEDIMER ( PEMBASMI KUTU RAMBUT ALAMI )

PEMANFAATAN KULIT BAWANG MERAH SEBAGAI PEMBASMI KUTU DAN PENYUBUR RAMBUT.

KATEGORI : PELAJAR

BIDANG        : INOVASI PEMANFAATAN SAMPAH

INOVATOR

  1. Nama          : AZZA NAYLA AZKA MAULA
  2. Nama          : DESTA LORENSYA

KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN BLITAR

MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 8 BLITAR

Ds. Jambewangi Kec.Selopuro Kab.Blitar 66185 NSM. 121135050005  NPSN. 20581075 Terakreditasi : A

Telp. ‘ (0342) 693473 E-mail : mtsnjambewangi85@gmail.com

KABUPATEN BLITAR

2022

BAB I

PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang

Kutu rambut (Pediculus Humanus Capitis) merupakan parasit kecil yang hidup di bagian kepala manusia, hidup dengan cara mengisap darah (Ansyah, 2013). Pediculosis Capitis( kutu rambut)  paling banyak menyerang anak-anak sekolah dan usia muda dengan personal hygiene kurang baik terutama mereka yang bertempat tinggal di satu rumah, asrama, pondok pesantren dan panti asuhan, sehingga penyebaran Pediculosis Capitis dapat terjadi secara cepat dan mudah meluas. (Handoko:2007).

Data penderita  kutu rambut secara umum tidak  ditemukan ,karena penderita mengangap kutu rambut hal biasa, padahal apabila tidak di tangani dapat terjadi infeksi kutu rambut dapat menyebabkan timbulnya penyakit mengerikan sepertiTinea Capitis. ( Sulistiyana,Riawarti, Suhirman, 2022).

Penanggulangan kutu rambut dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara mekanis dan secara kimiawi. Secara mekanis dapat dilakukan dengan cara menjaga kebersihan kepala, sedangkan kimiawi dapat dilakukan dengan cara menggunakan obat pembasmi kutu rambut yang beredar di pasaran (Alatas, 2013).

Pada kenyataannya penggunaan insektisida kimia secara berlebihan memiliki dampak bagi kesehatan manusia juga lingkungan. Menurut data (Informasi) dari WHO sebanyak 44.000-2000.000 orang setiap tahunnya mengalami keracunan akibat insektisida kimia. (Ardhita Prilly Pritacindy, UNM, 2017)

Berdasarkan tingginya dampak negatif dari penggunaan insektisida kimia maka diperlukan alternatif pembasmian kutu rambut (Pediculus capitis) menggunakan insektisida alami. Insektisida alami yang dapat digunakan untuk membasmi kutu rambut salah satunya yaitu tanaman bawang merah (Allium ascalonium L) (Asmaliyah, 2012).

Menurut situs Health Benefit, kulit bawang Merah mengandung vitamin A, C dan antioksidan. Kulit Bawang Merah juga mengandung flovanoid, terutama quercetin. Senyawa bioaktif yang terkandung di dalamnya potensial sebagai pestisida nabati untuk membasmi kutu dan bahan obat kesehatan manusia. Sedangkan  zat aktif dalam kulit bawang merah  yang berkhasiat sebagai penyubur rambut adalah senyawa flavonoid, khususnya katekin dan turunannya.

1

Berdasarkan kandungan dan manfaat kulit bawang merah yang sangat banyak, dan kemanfaatan kulit bawang merah sebagai limbah, maka peneliti berinovasi membuat produk Pedimer pembasmi kutu dan penyubur rambut. Pedimer ( Pembasmi Kutu Rambut Alami )

Pemanfaatan Kulit Bawang Merah Sebagai Pembasmi Kutu Dan Penyubur Rambut  

B. Rumusan Masalah

           Berdasarkan Latar belakang diatas, maka dalam penelitian ini akan dibahas beberapa rumusan masalah sebagai berikut :

      1. Bagaimana formula kulit bawang merah menjadi solusi alternatif  insektisida alami pembasmi kutu rambut?

      2. Bagaiman efektivitas kulit bawang merah sebagai alternatif insektisida alami pembasmi kutu rambut?

C. Tujuan Penelitian

         Berdasarkan Rumusan masalah yang sudah di jelaskan diatas, terdapat beberapa tujuan dari penelitian pembasmi kutu rambut Pedimer sebagai berikut :

      1. Mengetahui formula kulit bawang merah menjadi solusi alternatif  insektisida alami pembasmi kutu dan penyubur rambut.

      2. Mengetahui efektivitas kulit bawang merah sebagai alternatif insektisida alami pembasmi kutu dan penyubur rambut.

D. Manfaat Penelitian

            Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini dijabarkan menjadi dua aspek, yaitu manfaat praktis dan teoritis.  Manfaat praktis bagi peneliti untuk meningkatkan kepedulian peneliti terhadap pemanfaatan limbah yang masih berpotensi menjadi sesuatu yang bermanfaat. Mengimformasikan ke masyarakat bahwa kulit bawang merah menjadi solusi alternatif  insektisida alami pembasmi kutu dan penyubur rambut. Serta menambah khazanah pustaka penelitian di instansi.

          Manfaat teoritis dari penelitian ini sebagai referensi untuk alternatif kulit bawang merah menjadi solusi alternatif  insektisida alami pembasmi kutu dan penyubur rambut. Selain hal itu diharapkan penelitian lanjutan untuk memaksimalkan pemanfaatan kulit bawang merah menjadi solusi alternatif yang ada disekitar kita.

                                                               2

  • Keuntungan Inovasi

Berdasarkan percobaan yang melalui kajian dan penelitian mengenai pengolahan kulit bawang merah memiliki dampak positif sebagai berikut:

  1.  Bahan yang digunakan lebih murah dan mudah didapatkan apalagi bahan bakunya sendiri yaitu, kulit bawang merah yang kebanyakan tidak dimanfaatkan oleh masyarakat.
  2. Mampu mengurangi limbah organik di lingkungan masyarakat sehingga lingkungan tampak  bersih.
  3.  Sebagai alternatif insektisida alami pembasmi kutu rambut.
  4.   Mengurangi resiko bahaya karena insektisida kimia.
  5. Dapat membuat sendiri di rumah.

                                                                            3

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

  1. Kutu rambut

Kutu rambut (Pediculus capitis) merupakan kutu penghisap darah (ordo anoplura) dan hidup pada kulit kepala manusia. Kutu rambut (Pediculus capitis) berada pada rambut kepala terutama pada bagian tengkuk, telinga, dan siklus hidup kutu rambut dihabiskan pada kepala manusia. Siklus hidup kutu rambut (Pediculus capitis) dimulai dengan peletakan telur yang ditempelkan pada rambut kepala. Setelah 3 – 4 hari telur kutu rambut akan menetas menjadi nimfa, nimfa mengalami 3 kali pengupasan kulit dan menjadi kutu dewasa. 24 jam sesudah terjadi perkawinan kutu jantan dan kutu betina, kutu betina akan meletakkan telur sebanyak 7 – 10 telur (nits) setiap hari.

Lama hidup kutu rambut (Pediculus capitis) dapat mencapai 30 hari dan hidup dengan menghisap darah manusia. Kutu rambut Pediculus capitis) tidak dapat hidup tanpa darah dalam waktu 15–20 jam. Nimfa dan kutu dewasa menghisap darah dan dalam proses ini penderita akan merasa gatal sehingga menggaruk kulit kepala. Kaki kutu rambut (Pediculus capitis) didesain untuk mencengkram rambut dan dapat berjalan 2–3 cm permenit. Kutu rambut (Pediculus capitis) hanya dapat hidup 1-2 hari diluar kulit kepala sedangkan telurnya dapat bertahan hingga 10 hari (Rumampuk, 2014).

  • Kulit Bawang Merah sebagai Pestisida Alami

            Salah satu tanaman yang dapat dijadikan sebagai pestisida nabati yaitu, bawang merah yang diambil kulitnya. Kulit bawang merah(Allium ascalonium L ) adalah bagian terluar atau pembalut dari daging bawang merah yang berpotensi dapat membunuh hama serangga pada tanaman, kulit bawang merah (Allium ascalonium L ) mengandung senyawa acetogenin (penawar racun atau sebagai pestisida).

            Pada konsentrasi tinggi, senyawa tersebut memiliki keistimewaan sebagai anti-feeden. Dalam hal ini, hama serangga tidak lagi bergairah dan menurunnya nafsu makan yang mengakibatkan hama serangga enggan untuk melahap bagian tanaman yang disukainya.

                                                                          4

               Sedangkan dalam konsentrasi rendah, bersifat racun perut yang bisa mengakibatkan hama serangga menemui ajalnya. Hama serangga mengomsumsi daun yang mengandung senyawa acetogenin konsentrasi rendah, akan menyebabkan terganggunrya proses pencernaan dan merusak organ-organ pencernaan, yang mengakibatkan kematian pada hama serangga (Plantus 2008).

            Selain mengandung anti-fedeen, kulit bawang merah juga mengandung senyawa squamosin. Kandungan pada squamosin mampu menghambat transport elektron pada sistem respirasi sel hama serangga, yang menyebabkan hama serangga tidak dapat menerima nutrisi makanan yang dibutuhkan oleh tubuhnya. Sehingga, walaupun hama serangga memakan daun yang telah tercemar oleh zat squamosin, hama serangga sama saja seperti  tidak memakan apapun, karena nutrisi yang terkandung dalam daun yang dimakan hama serangga tidak dapat tersalurkan keseluruh tubuhnya.    Akhirnya, hama serangga akan mati secara perlahan. Kulit bawang merah juga memiliki beberapa manfaat lainnya yang menguntungkan. Zat dan senyawa yang terdapat pada kulit bawang merah dapat memberikan kesuburan bagi tanaman sehingga dapat mempercepat tumbuhnya buah dan bunga pada tumbuhan( Sri Mulyati ,2020).

  • Penyubur rambut

            Kulit bawang merah yang mengandung banyak senyawa-senyawa kimia yang dapat digunakan sebagai antibakteri seperti flavonoid, saponin, tanin, glikosida dan steroida atau triterpenoid dianggap sebagai limbah. Selain itu terdapat  kulit bawang juga mengandung asam amino, vitamin B, dan vitamin C (Agus, 2007), yang mampu memberikan asupan nutrisi untuk memperkuat akar rambut, mencegah kerontokkan rambut, menghambat radikal bebas, menetralkan racun, dan melindungi kulit kepala dari infeksi.

            Kandungan kimia tersebut juga mampu menimbulkan efek relaksasi jika berada di bawah sinar matahari, maupun pada kondisi rambut stres yang umumnya dialami setelah melakukan pewarnaan rambut secara bergantian (Anonim, 2007).

5

BAB III

METODE PENELITIAN

  1. Metode Penelitian

            Metode dalam penelitian ini adalah metode true experimental dengan studi pustaka dan observasi langsung (direct observation). Studi pustaka digunakan untuk mendapatkan informasi teori-teori yang berhubungan dengan kutu rambut dan zat-zat alami yang dapat mematikan kutu secara alami. Sedangkan, observasi langsung (direct observation) dilakukan untuk mengetahui efektivitas ekstrak kulit bawang merah pembasmi kutu rambut alami yang dilakukan di laboratorium MTSN 8 Blitar.

  • Teknik Pengambilan sampel

          Pengambilan Sampel Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik random sampling atau sampel acak. Dalam hal ini, dilakukan dengan mencari kutu rambut berbagai ukuran dari 5 pelajar yang mempunyai kutu rambut.  Sampel limbah kulit bawang merah diambil dari wali murid pneliti. Sampel ini mewakili limbah kulit bawang merah secara umum.

  • Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

     1.Lembar Observasi

        Observasi langsung terhadap produk Pedimer.

     2.  Pembuatan dan Pengujian sampel pembasmi kutu kulit bawang

          Pengujian sampel pembasmi kutu kulit bawang di bertempat di Laboratorium MTsN 8 Blitar.  Produk Pedimer jadi di uji cobakan  terhadap kutu  dengan  proses titrasi di ulang 3 terhadap kutu dengan formula berbeda. Pengujian mengenai berapa lama kutu mati menggunakan analisa visual (pengamatan peneliti). Dengan menggunakan konsep-konsep pendekatan dari teori yang ada, menggabungkannya serta menyimpulkan. Penelitian dititik beratkan pada efektivitas pembasmi kutu rambut dari kulit bawang merah.

                                                       6             

  • Anggaran Dana
    • Kulit bawang merah (dari wali murid)
    • Minyak Kelapa 125 ml (Rp 35.500)
    • Daun Mangkoan (dari wali murid)
    • Jeruk nipis ¼ kg (Rp 2.500)
    • Daun Mint (dari wali murid)
    • Label dan pengemasan Rp 5.000
    • Produk Pedimer dijual Rp 30.000 setiap 60ml
  • Teknik Pengumpulan Data

           Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data berupa:

1. Observasi  terhadap produk Pedimer yang diujikan ke kutu rambut di laboratorium.

2.  Studi pustaka dari buku-buku, internet, jurnal penelitian, surat kabar, majalah dan lain sebagainya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui dan memahami konsep-konsep dan teori mengenai pembasmi kutu rambut  alami dan menyehatkan.

  • Analisis dan Sintesis Pengolahan Data

                  Dalam pengolahan dan analisis data dari Observasi penulis menggunakan metode statistika biasa. Metode statistika ini dimaksudkan untuk mengetahui hasil dari eksperimen dengan jumlah dan frekuensinya dengan mudah.

 G.    Alat Dan Bahan Pembuatan Pedimer

  1.  Alat

   1. Blender                       5. Saringan                    9. Kertas Saring

   2. Pisau                           6. Talenan

   3. Wadah                        7. Teflon

   4. Sotil                            8. Ph meter       

  • Bahan

   1.Kulit Bawang Merah                   4. Coconut Oil

   2. Daun Mangkokan                       5. Jeruk Nipis

   3. Daun Mint

7

H.     Prosedur Pembuatan  dan Pemakaian Pedimer

        Cara membuat Ekstrak :

  1. Mencuci Bahan yang akan di ekstrak seperti kulit bawang merah, daun mangkokan,daun mint
  2. Potong tipis – tipis daun mangkokan dan daun mint
  3. Keringkan Bahan – bahan tersebut (kulit bawang merah, daun mangkokan, daun mint) dengan cara di jemur, di oven, ataupun di sangrai
  4. Haluskan Bahan – bahan tersebut dengan cara di blender atau ditumbuk
  5. Ekstak siap di gunakan

      Cara membuat Pedimer :

1.Campurkan Coconut oil, Ekstrak Kulit bawang Merah, Ekstrak Daun Mangkokan, Perasan Jeruk Nipis, Ekstrak Daun Mint dalam 3 takaran  Formula sebagai berikut :

Tabel: 3.1 Formula Pedimer

FormulaCoconut OilEkstrak Kulit BamerEkstrak Daun MangkokanPerasan Jeruk NipisEkstrak Daun Mint
      I100 ml 3 sendok teh2 sendok teh 1 sendok teh1 sendok teh
     II100 ml 2 sendok teh2 sendok teh 1 sendok teh1 sendok teh
    III100 ml 1 sendok teh2 sendok teh 1 sendok teh1 sendok teh

2. Setelah semua formula jadi kita tunggu kurang lebih 10 menit supaya obat Pedimer lebih efektif

3. Setelah itu, kita lakukan uji coba terhadap kutu rambut. Ternyata formula 1 lebih efektif untuk membunuh kutu rambut.

Cara pemakaian pedimer :

1. Oleskan produk Pedimer ke rambut hingga rata

2. Tutup dengan handuk, supaya obat Pedimer lebih bekerja

3. Tunggu kurang lebih 10 sampai 20 menit

4. Kemudian bilas dengan  shampo hingga bersih

5. Untuk mendapatkan manfaat maksimal gunakan produk Pedimer  dua kali seminggu

8

BAB IV

HASIL PENELITIAN

  1. Hasil Penelitian

Tabel: 4.1 Formula Pedimer

FormulaCoconut OilEkstrak Kulit Bawang MerahEkstrak Daun MangkokanPerasan Jeruk NipisEkstrak Daun MintHasil Pencampuran Bahan.
      I60 ml6 sendok teh4 sendok teh2 sendok teh2 sendok tehWarnanya hijau kekuningan, baunya harum, minyak menyatu dengan bahan.
     II60 ml4 sendok teh4 sendok teh2 sendok teh2 sendok tehWarnanya hijau kekuningan sedikit keruh, baunya harum, minyak kurang menyatu dengan  bahan. 
    III60 ml2 sendok teh4 sendok teh2 sendok teh2 sendok tehWarnanya hijau kekuningan keruh, baunya harum, minyak tidak menyatu dengan jeruk nipis 

Tabel 4.2 Hasil pengujian Pedimer terhadap kutu rambut

FormulapH  produk PedimerKutu 1Kutu 2Kutu 3Rata-rata
I53,5 menit3 menit2,5 menit3 menit
II54 menit4,3 menit4,8 menit4,25 menit
III54,7 menit5,2 menit5,3 menit5,06 menit

9

Tabel  4.3  Hasil quisioner

NoNamaUsiaTestimoni setelah memakai Pedimer
 Aqila Sholihah8 TahunSetelah memakai pedimer satu kali rambut saya sudah tidak ada kutunya
 Fahmi10 TahunSekarang saya sudah tidak punya kutu
 Bapak Bayu Andiya37 TahumBeliau menggunakannya di wajah, setelah beberapa menit beliau merasakan panas pada wajahnya
 Ilham15 TahunBaunya segar dan halus di rambut
 Ibu Sri Lestari50 TahunBaunya segar untuk perawatan rambut
 Jeany Ayudya15 TahunSetelah memakai 2kali pedimer  kutu saya hilang. Pedimer Ces Pleng
  • Analisa  Hasil Penelitian

Analisa tabel 4.1

          Formula dengan tampilan dan bau yang segar diperoleh pada formula I, dengan Warnanya hijau kekuningan, baunya harum, minyak menyatu dengan bahan.

Analisa tabel 4.2

          Formula I menunjukkan tingkat kematian paling cepat dengan rata-rata kematian 3 menit. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa Pedimer dapat membasmi kutu.

Analisa tabel 4.3

           Hasil testimoni dari  3 siswa menunjukkan hasil yang memuaskan bahwa produk Pedimer setelah diaplikasikan ke rambut dapat membasmi  kutu dengan cepat tanpa ada resiko adanya zat kimia.

           Pemakaian yang terus menerus akan dapat manfaatnya menyuburkan rambut. Dilihat dari kandungan kimia alami Pedimer.

                                                                10

BAB V

KESIMPULAN

  1. Kesimpulan

                  Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan kesimpulan yaitu ekstrak bawang merah efektif sebagai insektisida terhadap kutu rambut. Pada konsentrasi 3 senduk teh kulit bawang merah membutuhkan waktu bunuh selama -+ 3 menit, dengan konsentrasi  2 senduk teh membutuhkan waktu bunuh -+ 4,25  menit, dan pada konsentrasi 1 sendok teh membutuhkan waktu bunuh -+ 5,06 menit. Dimana semakin tinggi konsentrasi ekstrak bawang merah  maka semakin efektif sebagai insektisida terhadap kutu rambut sehingga ekstrak bawang merah dengan konsetrasi 3 senduk teh lebih efektif dari pada ekstrak bawang merah dengan konsentrasi 2 sendok teh dan 1senduk teh.

  • Saran

                  Berdasarkan kesimpulan diatas maka peneliti memberikan saran untuk melakukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan konsentrasi yang tepat apabila akan diaplikasikan pada kulit kepala, melakukan penelitian lebih lanjut unutk mengetahui bentuk sediaan yang paling baik untuk insektisida, dan melakukan penelitian lebih lanjut

11

Daftar Pustaka

Anonim, 2008, Green Tea Shampoo, http://www.greenteashampoo.org, diakses tanggal 29         Oktober 2008.

Ansyah, A. 2013. Hubungan Personal Hygiene Dengan Angka Kejadian Pediculosis Capitis Pada Santri Putri Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta.Skripsi.Surakarta: Universitas Muhammdadiyah Surakarta.

Ardhita Prilly pritacindy, UNM, 2017. Uji Efektivitas dan Organoleptik Ekstrak Daun Kirinyuh(Chromolaena Odorta) Sebagai Insektisida Alami Kutu Rambut (Pediculus Humanus Capitis) Dengan Variasi Konsentrasi.

Alatas, S. 2013. Hubungan Tingkat Pengetahuan Mengenai Pedikulosis Kapitis Dengan Karakteristik Demografi Santri Pesantren X Jakarta Timur. Jurnal Karya Ilmiah, 1(1):54.

Asmaliyah. Wati, E. 2012. Pengenalan Tumbuhan Penghasil Pestisida Nabati Dan Pemanfaatannya Secara Tradisional. Palembang: Kementrian Perhutanan.

Ayyub ArrahmanMuhammad Sudjak Saenong . Pemanfaatan Tanaman Rempah sebagai Pestisida Nabati untuk Penanggulangan Hama Kumbang Bubuk Jagung Sitophilus zeamais (Mostch) Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian (2020)                                          

Nindia, Y. 2016. Prevalensi Infestasi Kutu Kepala (Pediculus Humanus Capitis ) Dan Faktor Resiko Penularannya Pada Anak Sekolah Dasar Di Kota Sabang Provinsi Aceh. Skripsi. Bogor: Institusi Pertanian Bogor.

Rumampuk, M. 2014. Peranan Kebersihan Kulit Kepala Dan Rambut Dalam Penanggulangan Epidemiologi Pediculus Humanus Capitis. Jurnal Ners, 9(1):36.

Sri Mulyati ,2020 ,Efektivitas Pestisida Alami Kulit Bawang Merah Terhadap Pengendalian Hama Ulat Tritip (Plutella Xylostella) Pada Tanaman Sayur Sawi Hijau ,JNPH Volume 8 No. 2 (Oktober 2020) Poltekkes Kemenkes Bengkulu

Sulistiyana, Riawarti, Suhirman, Journal of herbal, Clinical and pharma ceutical science (HERCLIPS) 3 (02), 56-62,2022).

BAB I

PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang

Kutu rambut (Pediculus Humanus Capitis) merupakan parasit kecil yang hidup di bagian kepala manusia, hidup dengan cara mengisap darah (Ansyah, 2013). Pediculosis Capitis( kutu rambut)  paling banyak menyerang anak-anak sekolah dan usia muda dengan personal hygiene kurang baik terutama mereka yang bertempat tinggal di satu rumah, asrama, pondok pesantren dan panti asuhan, sehingga penyebaran Pediculosis Capitis dapat terjadi secara cepat dan mudah meluas. (Handoko:2007).

Data penderita  kutu rambut secara umum tidak  ditemukan ,karena penderita mengangap kutu rambut hal biasa, padahal apabila tidak di tangani dapat terjadi infeksi kutu rambut dapat menyebabkan timbulnya penyakit mengerikan sepertiTinea Capitis. ( Sulistiyana,Riawarti, Suhirman, 2022).

Penanggulangan kutu rambut dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara mekanis dan secara kimiawi. Secara mekanis dapat dilakukan dengan cara menjaga kebersihan kepala, sedangkan kimiawi dapat dilakukan dengan cara menggunakan obat pembasmi kutu rambut yang beredar di pasaran (Alatas, 2013).

Pada kenyataannya penggunaan insektisida kimia secara berlebihan memiliki dampak bagi kesehatan manusia juga lingkungan. Menurut data (Informasi) dari WHO sebanyak 44.000-2000.000 orang setiap tahunnya mengalami keracunan akibat insektisida kimia. (Ardhita Prilly Pritacindy, UNM, 2017)

Berdasarkan tingginya dampak negatif dari penggunaan insektisida kimia maka diperlukan alternatif pembasmian kutu rambut (Pediculus capitis) menggunakan insektisida alami. Insektisida alami yang dapat digunakan untuk membasmi kutu rambut salah satunya yaitu tanaman bawang merah (Allium ascalonium L) (Asmaliyah, 2012).

Menurut situs Health Benefit, kulit bawang Merah mengandung vitamin A, C dan antioksidan. Kulit Bawang Merah juga mengandung flovanoid, terutama quercetin. Senyawa bioaktif yang terkandung di dalamnya potensial sebagai pestisida nabati untuk membasmi kutu dan bahan obat kesehatan manusia. Sedangkan  zat aktif dalam kulit bawang merah  yang berkhasiat sebagai penyubur rambut adalah senyawa flavonoid, khususnya katekin dan turunannya.

1

Berdasarkan kandungan dan manfaat kulit bawang merah yang sangat banyak, dan kemanfaatan kulit bawang merah sebagai limbah, maka peneliti berinovasi membuat produk Pedimer pembasmi kutu dan penyubur rambut. Pedimer ( Pembasmi Kutu Rambut Alami )

Pemanfaatan Kulit Bawang Merah Sebagai Pembasmi Kutu Dan Penyubur Rambut  

B. Rumusan Masalah

           Berdasarkan Latar belakang diatas, maka dalam penelitian ini akan dibahas beberapa rumusan masalah sebagai berikut :

      1. Bagaimana formula kulit bawang merah menjadi solusi alternatif  insektisida alami pembasmi kutu rambut?

      2. Bagaiman efektivitas kulit bawang merah sebagai alternatif insektisida alami pembasmi kutu rambut?

C. Tujuan Penelitian

         Berdasarkan Rumusan masalah yang sudah di jelaskan diatas, terdapat beberapa tujuan dari penelitian pembasmi kutu rambut Pedimer sebagai berikut :

      1. Mengetahui formula kulit bawang merah menjadi solusi alternatif  insektisida alami pembasmi kutu dan penyubur rambut.

      2. Mengetahui efektivitas kulit bawang merah sebagai alternatif insektisida alami pembasmi kutu dan penyubur rambut.

D. Manfaat Penelitian

            Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini dijabarkan menjadi dua aspek, yaitu manfaat praktis dan teoritis.  Manfaat praktis bagi peneliti untuk meningkatkan kepedulian peneliti terhadap pemanfaatan limbah yang masih berpotensi menjadi sesuatu yang bermanfaat. Mengimformasikan ke masyarakat bahwa kulit bawang merah menjadi solusi alternatif  insektisida alami pembasmi kutu dan penyubur rambut. Serta menambah khazanah pustaka penelitian di instansi.

          Manfaat teoritis dari penelitian ini sebagai referensi untuk alternatif kulit bawang merah menjadi solusi alternatif  insektisida alami pembasmi kutu dan penyubur rambut. Selain hal itu diharapkan penelitian lanjutan untuk memaksimalkan pemanfaatan kulit bawang merah menjadi solusi alternatif yang ada disekitar kita.

                                                               2

  • Keuntungan Inovasi

Berdasarkan percobaan yang melalui kajian dan penelitian mengenai pengolahan kulit bawang merah memiliki dampak positif sebagai berikut:

  1.  Bahan yang digunakan lebih murah dan mudah didapatkan apalagi bahan bakunya sendiri yaitu, kulit bawang merah yang kebanyakan tidak dimanfaatkan oleh masyarakat.
  2. Mampu mengurangi limbah organik di lingkungan masyarakat sehingga lingkungan tampak  bersih.
  3.  Sebagai alternatif insektisida alami pembasmi kutu rambut.
  4.   Mengurangi resiko bahaya karena insektisida kimia.
  5. Dapat membuat sendiri di rumah.

                                                                            3

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

  1. Kutu rambut

Kutu rambut (Pediculus capitis) merupakan kutu penghisap darah (ordo anoplura) dan hidup pada kulit kepala manusia. Kutu rambut (Pediculus capitis) berada pada rambut kepala terutama pada bagian tengkuk, telinga, dan siklus hidup kutu rambut dihabiskan pada kepala manusia. Siklus hidup kutu rambut (Pediculus capitis) dimulai dengan peletakan telur yang ditempelkan pada rambut kepala. Setelah 3 – 4 hari telur kutu rambut akan menetas menjadi nimfa, nimfa mengalami 3 kali pengupasan kulit dan menjadi kutu dewasa. 24 jam sesudah terjadi perkawinan kutu jantan dan kutu betina, kutu betina akan meletakkan telur sebanyak 7 – 10 telur (nits) setiap hari.

Lama hidup kutu rambut (Pediculus capitis) dapat mencapai 30 hari dan hidup dengan menghisap darah manusia. Kutu rambut Pediculus capitis) tidak dapat hidup tanpa darah dalam waktu 15–20 jam. Nimfa dan kutu dewasa menghisap darah dan dalam proses ini penderita akan merasa gatal sehingga menggaruk kulit kepala. Kaki kutu rambut (Pediculus capitis) didesain untuk mencengkram rambut dan dapat berjalan 2–3 cm permenit. Kutu rambut (Pediculus capitis) hanya dapat hidup 1-2 hari diluar kulit kepala sedangkan telurnya dapat bertahan hingga 10 hari (Rumampuk, 2014).

  • Kulit Bawang Merah sebagai Pestisida Alami

            Salah satu tanaman yang dapat dijadikan sebagai pestisida nabati yaitu, bawang merah yang diambil kulitnya. Kulit bawang merah(Allium ascalonium L ) adalah bagian terluar atau pembalut dari daging bawang merah yang berpotensi dapat membunuh hama serangga pada tanaman, kulit bawang merah (Allium ascalonium L ) mengandung senyawa acetogenin (penawar racun atau sebagai pestisida).

            Pada konsentrasi tinggi, senyawa tersebut memiliki keistimewaan sebagai anti-feeden. Dalam hal ini, hama serangga tidak lagi bergairah dan menurunnya nafsu makan yang mengakibatkan hama serangga enggan untuk melahap bagian tanaman yang disukainya.

                                                                          4

               Sedangkan dalam konsentrasi rendah, bersifat racun perut yang bisa mengakibatkan hama serangga menemui ajalnya. Hama serangga mengomsumsi daun yang mengandung senyawa acetogenin konsentrasi rendah, akan menyebabkan terganggunrya proses pencernaan dan merusak organ-organ pencernaan, yang mengakibatkan kematian pada hama serangga (Plantus 2008).

            Selain mengandung anti-fedeen, kulit bawang merah juga mengandung senyawa squamosin. Kandungan pada squamosin mampu menghambat transport elektron pada sistem respirasi sel hama serangga, yang menyebabkan hama serangga tidak dapat menerima nutrisi makanan yang dibutuhkan oleh tubuhnya. Sehingga, walaupun hama serangga memakan daun yang telah tercemar oleh zat squamosin, hama serangga sama saja seperti  tidak memakan apapun, karena nutrisi yang terkandung dalam daun yang dimakan hama serangga tidak dapat tersalurkan keseluruh tubuhnya.    Akhirnya, hama serangga akan mati secara perlahan. Kulit bawang merah juga memiliki beberapa manfaat lainnya yang menguntungkan. Zat dan senyawa yang terdapat pada kulit bawang merah dapat memberikan kesuburan bagi tanaman sehingga dapat mempercepat tumbuhnya buah dan bunga pada tumbuhan( Sri Mulyati ,2020).

  • Penyubur rambut

            Kulit bawang merah yang mengandung banyak senyawa-senyawa kimia yang dapat digunakan sebagai antibakteri seperti flavonoid, saponin, tanin, glikosida dan steroida atau triterpenoid dianggap sebagai limbah. Selain itu terdapat  kulit bawang juga mengandung asam amino, vitamin B, dan vitamin C (Agus, 2007), yang mampu memberikan asupan nutrisi untuk memperkuat akar rambut, mencegah kerontokkan rambut, menghambat radikal bebas, menetralkan racun, dan melindungi kulit kepala dari infeksi.

            Kandungan kimia tersebut juga mampu menimbulkan efek relaksasi jika berada di bawah sinar matahari, maupun pada kondisi rambut stres yang umumnya dialami setelah melakukan pewarnaan rambut secara bergantian (Anonim, 2007).

5

BAB III

METODE PENELITIAN

  1. Metode Penelitian

            Metode dalam penelitian ini adalah metode true experimental dengan studi pustaka dan observasi langsung (direct observation). Studi pustaka digunakan untuk mendapatkan informasi teori-teori yang berhubungan dengan kutu rambut dan zat-zat alami yang dapat mematikan kutu secara alami. Sedangkan, observasi langsung (direct observation) dilakukan untuk mengetahui efektivitas ekstrak kulit bawang merah pembasmi kutu rambut alami yang dilakukan di laboratorium MTSN 8 Blitar.

  • Teknik Pengambilan sampel

          Pengambilan Sampel Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik random sampling atau sampel acak. Dalam hal ini, dilakukan dengan mencari kutu rambut berbagai ukuran dari 5 pelajar yang mempunyai kutu rambut.  Sampel limbah kulit bawang merah diambil dari wali murid pneliti. Sampel ini mewakili limbah kulit bawang merah secara umum.

  • Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

     1.Lembar Observasi

        Observasi langsung terhadap produk Pedimer.

     2.  Pembuatan dan Pengujian sampel pembasmi kutu kulit bawang

          Pengujian sampel pembasmi kutu kulit bawang di bertempat di Laboratorium MTsN 8 Blitar.  Produk Pedimer jadi di uji cobakan  terhadap kutu  dengan  proses titrasi di ulang 3 terhadap kutu dengan formula berbeda. Pengujian mengenai berapa lama kutu mati menggunakan analisa visual (pengamatan peneliti). Dengan menggunakan konsep-konsep pendekatan dari teori yang ada, menggabungkannya serta menyimpulkan. Penelitian dititik beratkan pada efektivitas pembasmi kutu rambut dari kulit bawang merah.

                                                       6             

  • Anggaran Dana
    • Kulit bawang merah (dari wali murid)
    • Minyak Kelapa 125 ml (Rp 35.500)
    • Daun Mangkoan (dari wali murid)
    • Jeruk nipis ¼ kg (Rp 2.500)
    • Daun Mint (dari wali murid)
    • Label dan pengemasan Rp 5.000
    • Produk Pedimer dijual Rp 30.000 setiap 60ml
  • Teknik Pengumpulan Data

           Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data berupa:

1. Observasi  terhadap produk Pedimer yang diujikan ke kutu rambut di laboratorium.

2.  Studi pustaka dari buku-buku, internet, jurnal penelitian, surat kabar, majalah dan lain sebagainya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui dan memahami konsep-konsep dan teori mengenai pembasmi kutu rambut  alami dan menyehatkan.

  • Analisis dan Sintesis Pengolahan Data

                  Dalam pengolahan dan analisis data dari Observasi penulis menggunakan metode statistika biasa. Metode statistika ini dimaksudkan untuk mengetahui hasil dari eksperimen dengan jumlah dan frekuensinya dengan mudah.

 G.    Alat Dan Bahan Pembuatan Pedimer

  1.  Alat

   1. Blender                       5. Saringan                    9. Kertas Saring

   2. Pisau                           6. Talenan

   3. Wadah                        7. Teflon

   4. Sotil                            8. Ph meter       

  • Bahan

   1.Kulit Bawang Merah                   4. Coconut Oil

   2. Daun Mangkokan                       5. Jeruk Nipis

   3. Daun Mint

7

H.     Prosedur Pembuatan  dan Pemakaian Pedimer

        Cara membuat Ekstrak :

  1. Mencuci Bahan yang akan di ekstrak seperti kulit bawang merah, daun mangkokan,daun mint
  2. Potong tipis – tipis daun mangkokan dan daun mint
  3. Keringkan Bahan – bahan tersebut (kulit bawang merah, daun mangkokan, daun mint) dengan cara di jemur, di oven, ataupun di sangrai
  4. Haluskan Bahan – bahan tersebut dengan cara di blender atau ditumbuk
  5. Ekstak siap di gunakan

      Cara membuat Pedimer :

1.Campurkan Coconut oil, Ekstrak Kulit bawang Merah, Ekstrak Daun Mangkokan, Perasan Jeruk Nipis, Ekstrak Daun Mint dalam 3 takaran  Formula sebagai berikut :

Tabel: 3.1 Formula Pedimer

FormulaCoconut OilEkstrak Kulit BamerEkstrak Daun MangkokanPerasan Jeruk NipisEkstrak Daun Mint
      I100 ml 3 sendok teh2 sendok teh 1 sendok teh1 sendok teh
     II100 ml 2 sendok teh2 sendok teh 1 sendok teh1 sendok teh
    III100 ml 1 sendok teh2 sendok teh 1 sendok teh1 sendok teh

2. Setelah semua formula jadi kita tunggu kurang lebih 10 menit supaya obat Pedimer lebih efektif

3. Setelah itu, kita lakukan uji coba terhadap kutu rambut. Ternyata formula 1 lebih efektif untuk membunuh kutu rambut.

Cara pemakaian pedimer :

1. Oleskan produk Pedimer ke rambut hingga rata

2. Tutup dengan handuk, supaya obat Pedimer lebih bekerja

3. Tunggu kurang lebih 10 sampai 20 menit

4. Kemudian bilas dengan  shampo hingga bersih

5. Untuk mendapatkan manfaat maksimal gunakan produk Pedimer  dua kali seminggu

8

BAB IV

HASIL PENELITIAN

  1. Hasil Penelitian

Tabel: 4.1 Formula Pedimer

FormulaCoconut OilEkstrak Kulit Bawang MerahEkstrak Daun MangkokanPerasan Jeruk NipisEkstrak Daun MintHasil Pencampuran Bahan.
      I60 ml6 sendok teh4 sendok teh2 sendok teh2 sendok tehWarnanya hijau kekuningan, baunya harum, minyak menyatu dengan bahan.
     II60 ml4 sendok teh4 sendok teh2 sendok teh2 sendok tehWarnanya hijau kekuningan sedikit keruh, baunya harum, minyak kurang menyatu dengan  bahan. 
    III60 ml2 sendok teh4 sendok teh2 sendok teh2 sendok tehWarnanya hijau kekuningan keruh, baunya harum, minyak tidak menyatu dengan jeruk nipis 

Tabel 4.2 Hasil pengujian Pedimer terhadap kutu rambut

FormulapH  produk PedimerKutu 1Kutu 2Kutu 3Rata-rata
I53,5 menit3 menit2,5 menit3 menit
II54 menit4,3 menit4,8 menit4,25 menit
III54,7 menit5,2 menit5,3 menit5,06 menit

9

Tabel  4.3  Hasil quisioner

NoNamaUsiaTestimoni setelah memakai Pedimer
 Aqila Sholihah8 TahunSetelah memakai pedimer satu kali rambut saya sudah tidak ada kutunya
 Fahmi10 TahunSekarang saya sudah tidak punya kutu
 Bapak Bayu Andiya37 TahumBeliau menggunakannya di wajah, setelah beberapa menit beliau merasakan panas pada wajahnya
 Ilham15 TahunBaunya segar dan halus di rambut
 Ibu Sri Lestari50 TahunBaunya segar untuk perawatan rambut
 Jeany Ayudya15 TahunSetelah memakai 2kali pedimer  kutu saya hilang. Pedimer Ces Pleng
  • Analisa  Hasil Penelitian

Analisa tabel 4.1

          Formula dengan tampilan dan bau yang segar diperoleh pada formula I, dengan Warnanya hijau kekuningan, baunya harum, minyak menyatu dengan bahan.

Analisa tabel 4.2

          Formula I menunjukkan tingkat kematian paling cepat dengan rata-rata kematian 3 menit. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa Pedimer dapat membasmi kutu.

Analisa tabel 4.3

           Hasil testimoni dari  3 siswa menunjukkan hasil yang memuaskan bahwa produk Pedimer setelah diaplikasikan ke rambut dapat membasmi  kutu dengan cepat tanpa ada resiko adanya zat kimia.

           Pemakaian yang terus menerus akan dapat manfaatnya menyuburkan rambut. Dilihat dari kandungan kimia alami Pedimer.

                                                                10

BAB V

KESIMPULAN

  1. Kesimpulan

                  Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan kesimpulan yaitu ekstrak bawang merah efektif sebagai insektisida terhadap kutu rambut. Pada konsentrasi 3 senduk teh kulit bawang merah membutuhkan waktu bunuh selama -+ 3 menit, dengan konsentrasi  2 senduk teh membutuhkan waktu bunuh -+ 4,25  menit, dan pada konsentrasi 1 sendok teh membutuhkan waktu bunuh -+ 5,06 menit. Dimana semakin tinggi konsentrasi ekstrak bawang merah  maka semakin efektif sebagai insektisida terhadap kutu rambut sehingga ekstrak bawang merah dengan konsetrasi 3 senduk teh lebih efektif dari pada ekstrak bawang merah dengan konsentrasi 2 sendok teh dan 1senduk teh.

  • Saran

                  Berdasarkan kesimpulan diatas maka peneliti memberikan saran untuk melakukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan konsentrasi yang tepat apabila akan diaplikasikan pada kulit kepala, melakukan penelitian lebih lanjut unutk mengetahui bentuk sediaan yang paling baik untuk insektisida, dan melakukan penelitian lebih lanjut

11

Daftar Pustaka

Anonim, 2008, Green Tea Shampoo, http://www.greenteashampoo.org, diakses tanggal 29         Oktober 2008.

Ansyah, A. 2013. Hubungan Personal Hygiene Dengan Angka Kejadian Pediculosis Capitis Pada Santri Putri Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta.Skripsi.Surakarta: Universitas Muhammdadiyah Surakarta.

Ardhita Prilly pritacindy, UNM, 2017. Uji Efektivitas dan Organoleptik Ekstrak Daun Kirinyuh(Chromolaena Odorta) Sebagai Insektisida Alami Kutu Rambut (Pediculus Humanus Capitis) Dengan Variasi Konsentrasi.

Alatas, S. 2013. Hubungan Tingkat Pengetahuan Mengenai Pedikulosis Kapitis Dengan Karakteristik Demografi Santri Pesantren X Jakarta Timur. Jurnal Karya Ilmiah, 1(1):54.

Asmaliyah. Wati, E. 2012. Pengenalan Tumbuhan Penghasil Pestisida Nabati Dan Pemanfaatannya Secara Tradisional. Palembang: Kementrian Perhutanan.

Ayyub ArrahmanMuhammad Sudjak Saenong . Pemanfaatan Tanaman Rempah sebagai Pestisida Nabati untuk Penanggulangan Hama Kumbang Bubuk Jagung Sitophilus zeamais (Mostch) Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian (2020)                                          

Nindia, Y. 2016. Prevalensi Infestasi Kutu Kepala (Pediculus Humanus Capitis ) Dan Faktor Resiko Penularannya Pada Anak Sekolah Dasar Di Kota Sabang Provinsi Aceh. Skripsi. Bogor: Institusi Pertanian Bogor.

Rumampuk, M. 2014. Peranan Kebersihan Kulit Kepala Dan Rambut Dalam Penanggulangan Epidemiologi Pediculus Humanus Capitis. Jurnal Ners, 9(1):36.

Sri Mulyati ,2020 ,Efektivitas Pestisida Alami Kulit Bawang Merah Terhadap Pengendalian Hama Ulat Tritip (Plutella Xylostella) Pada Tanaman Sayur Sawi Hijau ,JNPH Volume 8 No. 2 (Oktober 2020) Poltekkes Kemenkes Bengkulu

Sulistiyana, Riawarti, Suhirman, Journal of herbal, Clinical and pharma ceutical science (HERCLIPS) 3 (02), 56-62,2022).

BAB I

PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang

Kutu rambut (Pediculus Humanus Capitis) merupakan parasit kecil yang hidup di bagian kepala manusia, hidup dengan cara mengisap darah (Ansyah, 2013). Pediculosis Capitis( kutu rambut)  paling banyak menyerang anak-anak sekolah dan usia muda dengan personal hygiene kurang baik terutama mereka yang bertempat tinggal di satu rumah, asrama, pondok pesantren dan panti asuhan, sehingga penyebaran Pediculosis Capitis dapat terjadi secara cepat dan mudah meluas. (Handoko:2007).

Data penderita  kutu rambut secara umum tidak  ditemukan ,karena penderita mengangap kutu rambut hal biasa, padahal apabila tidak di tangani dapat terjadi infeksi kutu rambut dapat menyebabkan timbulnya penyakit mengerikan sepertiTinea Capitis. ( Sulistiyana,Riawarti, Suhirman, 2022).

Penanggulangan kutu rambut dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara mekanis dan secara kimiawi. Secara mekanis dapat dilakukan dengan cara menjaga kebersihan kepala, sedangkan kimiawi dapat dilakukan dengan cara menggunakan obat pembasmi kutu rambut yang beredar di pasaran (Alatas, 2013).

Pada kenyataannya penggunaan insektisida kimia secara berlebihan memiliki dampak bagi kesehatan manusia juga lingkungan. Menurut data (Informasi) dari WHO sebanyak 44.000-2000.000 orang setiap tahunnya mengalami keracunan akibat insektisida kimia. (Ardhita Prilly Pritacindy, UNM, 2017)

Berdasarkan tingginya dampak negatif dari penggunaan insektisida kimia maka diperlukan alternatif pembasmian kutu rambut (Pediculus capitis) menggunakan insektisida alami. Insektisida alami yang dapat digunakan untuk membasmi kutu rambut salah satunya yaitu tanaman bawang merah (Allium ascalonium L) (Asmaliyah, 2012).

Menurut situs Health Benefit, kulit bawang Merah mengandung vitamin A, C dan antioksidan. Kulit Bawang Merah juga mengandung flovanoid, terutama quercetin. Senyawa bioaktif yang terkandung di dalamnya potensial sebagai pestisida nabati untuk membasmi kutu dan bahan obat kesehatan manusia. Sedangkan  zat aktif dalam kulit bawang merah  yang berkhasiat sebagai penyubur rambut adalah senyawa flavonoid, khususnya katekin dan turunannya.

1

Berdasarkan kandungan dan manfaat kulit bawang merah yang sangat banyak, dan kemanfaatan kulit bawang merah sebagai limbah, maka peneliti berinovasi membuat produk Pedimer pembasmi kutu dan penyubur rambut. Pedimer ( Pembasmi Kutu Rambut Alami )

Pemanfaatan Kulit Bawang Merah Sebagai Pembasmi Kutu Dan Penyubur Rambut  

B. Rumusan Masalah

           Berdasarkan Latar belakang diatas, maka dalam penelitian ini akan dibahas beberapa rumusan masalah sebagai berikut :

      1. Bagaimana formula kulit bawang merah menjadi solusi alternatif  insektisida alami pembasmi kutu rambut?

      2. Bagaiman efektivitas kulit bawang merah sebagai alternatif insektisida alami pembasmi kutu rambut?

C. Tujuan Penelitian

         Berdasarkan Rumusan masalah yang sudah di jelaskan diatas, terdapat beberapa tujuan dari penelitian pembasmi kutu rambut Pedimer sebagai berikut :

      1. Mengetahui formula kulit bawang merah menjadi solusi alternatif  insektisida alami pembasmi kutu dan penyubur rambut.

      2. Mengetahui efektivitas kulit bawang merah sebagai alternatif insektisida alami pembasmi kutu dan penyubur rambut.

D. Manfaat Penelitian

            Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini dijabarkan menjadi dua aspek, yaitu manfaat praktis dan teoritis.  Manfaat praktis bagi peneliti untuk meningkatkan kepedulian peneliti terhadap pemanfaatan limbah yang masih berpotensi menjadi sesuatu yang bermanfaat. Mengimformasikan ke masyarakat bahwa kulit bawang merah menjadi solusi alternatif  insektisida alami pembasmi kutu dan penyubur rambut. Serta menambah khazanah pustaka penelitian di instansi.

          Manfaat teoritis dari penelitian ini sebagai referensi untuk alternatif kulit bawang merah menjadi solusi alternatif  insektisida alami pembasmi kutu dan penyubur rambut. Selain hal itu diharapkan penelitian lanjutan untuk memaksimalkan pemanfaatan kulit bawang merah menjadi solusi alternatif yang ada disekitar kita.

                                                               2

  • Keuntungan Inovasi

Berdasarkan percobaan yang melalui kajian dan penelitian mengenai pengolahan kulit bawang merah memiliki dampak positif sebagai berikut:

  1.  Bahan yang digunakan lebih murah dan mudah didapatkan apalagi bahan bakunya sendiri yaitu, kulit bawang merah yang kebanyakan tidak dimanfaatkan oleh masyarakat.
  2. Mampu mengurangi limbah organik di lingkungan masyarakat sehingga lingkungan tampak  bersih.
  3.  Sebagai alternatif insektisida alami pembasmi kutu rambut.
  4.   Mengurangi resiko bahaya karena insektisida kimia.
  5. Dapat membuat sendiri di rumah.

                                                                            3

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

  1. Kutu rambut

Kutu rambut (Pediculus capitis) merupakan kutu penghisap darah (ordo anoplura) dan hidup pada kulit kepala manusia. Kutu rambut (Pediculus capitis) berada pada rambut kepala terutama pada bagian tengkuk, telinga, dan siklus hidup kutu rambut dihabiskan pada kepala manusia. Siklus hidup kutu rambut (Pediculus capitis) dimulai dengan peletakan telur yang ditempelkan pada rambut kepala. Setelah 3 – 4 hari telur kutu rambut akan menetas menjadi nimfa, nimfa mengalami 3 kali pengupasan kulit dan menjadi kutu dewasa. 24 jam sesudah terjadi perkawinan kutu jantan dan kutu betina, kutu betina akan meletakkan telur sebanyak 7 – 10 telur (nits) setiap hari.

Lama hidup kutu rambut (Pediculus capitis) dapat mencapai 30 hari dan hidup dengan menghisap darah manusia. Kutu rambut Pediculus capitis) tidak dapat hidup tanpa darah dalam waktu 15–20 jam. Nimfa dan kutu dewasa menghisap darah dan dalam proses ini penderita akan merasa gatal sehingga menggaruk kulit kepala. Kaki kutu rambut (Pediculus capitis) didesain untuk mencengkram rambut dan dapat berjalan 2–3 cm permenit. Kutu rambut (Pediculus capitis) hanya dapat hidup 1-2 hari diluar kulit kepala sedangkan telurnya dapat bertahan hingga 10 hari (Rumampuk, 2014).

  • Kulit Bawang Merah sebagai Pestisida Alami

            Salah satu tanaman yang dapat dijadikan sebagai pestisida nabati yaitu, bawang merah yang diambil kulitnya. Kulit bawang merah(Allium ascalonium L ) adalah bagian terluar atau pembalut dari daging bawang merah yang berpotensi dapat membunuh hama serangga pada tanaman, kulit bawang merah (Allium ascalonium L ) mengandung senyawa acetogenin (penawar racun atau sebagai pestisida).

            Pada konsentrasi tinggi, senyawa tersebut memiliki keistimewaan sebagai anti-feeden. Dalam hal ini, hama serangga tidak lagi bergairah dan menurunnya nafsu makan yang mengakibatkan hama serangga enggan untuk melahap bagian tanaman yang disukainya.

                                                                          4

               Sedangkan dalam konsentrasi rendah, bersifat racun perut yang bisa mengakibatkan hama serangga menemui ajalnya. Hama serangga mengomsumsi daun yang mengandung senyawa acetogenin konsentrasi rendah, akan menyebabkan terganggunrya proses pencernaan dan merusak organ-organ pencernaan, yang mengakibatkan kematian pada hama serangga (Plantus 2008).

            Selain mengandung anti-fedeen, kulit bawang merah juga mengandung senyawa squamosin. Kandungan pada squamosin mampu menghambat transport elektron pada sistem respirasi sel hama serangga, yang menyebabkan hama serangga tidak dapat menerima nutrisi makanan yang dibutuhkan oleh tubuhnya. Sehingga, walaupun hama serangga memakan daun yang telah tercemar oleh zat squamosin, hama serangga sama saja seperti  tidak memakan apapun, karena nutrisi yang terkandung dalam daun yang dimakan hama serangga tidak dapat tersalurkan keseluruh tubuhnya.    Akhirnya, hama serangga akan mati secara perlahan. Kulit bawang merah juga memiliki beberapa manfaat lainnya yang menguntungkan. Zat dan senyawa yang terdapat pada kulit bawang merah dapat memberikan kesuburan bagi tanaman sehingga dapat mempercepat tumbuhnya buah dan bunga pada tumbuhan( Sri Mulyati ,2020).

  • Penyubur rambut

            Kulit bawang merah yang mengandung banyak senyawa-senyawa kimia yang dapat digunakan sebagai antibakteri seperti flavonoid, saponin, tanin, glikosida dan steroida atau triterpenoid dianggap sebagai limbah. Selain itu terdapat  kulit bawang juga mengandung asam amino, vitamin B, dan vitamin C (Agus, 2007), yang mampu memberikan asupan nutrisi untuk memperkuat akar rambut, mencegah kerontokkan rambut, menghambat radikal bebas, menetralkan racun, dan melindungi kulit kepala dari infeksi.

            Kandungan kimia tersebut juga mampu menimbulkan efek relaksasi jika berada di bawah sinar matahari, maupun pada kondisi rambut stres yang umumnya dialami setelah melakukan pewarnaan rambut secara bergantian (Anonim, 2007).

5

BAB III

METODE PENELITIAN

  1. Metode Penelitian

            Metode dalam penelitian ini adalah metode true experimental dengan studi pustaka dan observasi langsung (direct observation). Studi pustaka digunakan untuk mendapatkan informasi teori-teori yang berhubungan dengan kutu rambut dan zat-zat alami yang dapat mematikan kutu secara alami. Sedangkan, observasi langsung (direct observation) dilakukan untuk mengetahui efektivitas ekstrak kulit bawang merah pembasmi kutu rambut alami yang dilakukan di laboratorium MTSN 8 Blitar.

  • Teknik Pengambilan sampel

          Pengambilan Sampel Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik random sampling atau sampel acak. Dalam hal ini, dilakukan dengan mencari kutu rambut berbagai ukuran dari 5 pelajar yang mempunyai kutu rambut.  Sampel limbah kulit bawang merah diambil dari wali murid pneliti. Sampel ini mewakili limbah kulit bawang merah secara umum.

  • Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

     1.Lembar Observasi

        Observasi langsung terhadap produk Pedimer.

     2.  Pembuatan dan Pengujian sampel pembasmi kutu kulit bawang

          Pengujian sampel pembasmi kutu kulit bawang di bertempat di Laboratorium MTsN 8 Blitar.  Produk Pedimer jadi di uji cobakan  terhadap kutu  dengan  proses titrasi di ulang 3 terhadap kutu dengan formula berbeda. Pengujian mengenai berapa lama kutu mati menggunakan analisa visual (pengamatan peneliti). Dengan menggunakan konsep-konsep pendekatan dari teori yang ada, menggabungkannya serta menyimpulkan. Penelitian dititik beratkan pada efektivitas pembasmi kutu rambut dari kulit bawang merah.

                                                       6             

  • Anggaran Dana
    • Kulit bawang merah (dari wali murid)
    • Minyak Kelapa 125 ml (Rp 35.500)
    • Daun Mangkoan (dari wali murid)
    • Jeruk nipis ¼ kg (Rp 2.500)
    • Daun Mint (dari wali murid)
    • Label dan pengemasan Rp 5.000
    • Produk Pedimer dijual Rp 30.000 setiap 60ml
  • Teknik Pengumpulan Data

           Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data berupa:

1. Observasi  terhadap produk Pedimer yang diujikan ke kutu rambut di laboratorium.

2.  Studi pustaka dari buku-buku, internet, jurnal penelitian, surat kabar, majalah dan lain sebagainya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui dan memahami konsep-konsep dan teori mengenai pembasmi kutu rambut  alami dan menyehatkan.

  • Analisis dan Sintesis Pengolahan Data

                  Dalam pengolahan dan analisis data dari Observasi penulis menggunakan metode statistika biasa. Metode statistika ini dimaksudkan untuk mengetahui hasil dari eksperimen dengan jumlah dan frekuensinya dengan mudah.

 G.    Alat Dan Bahan Pembuatan Pedimer

  1.  Alat

   1. Blender                       5. Saringan                    9. Kertas Saring

   2. Pisau                           6. Talenan

   3. Wadah                        7. Teflon

   4. Sotil                            8. Ph meter       

  • Bahan

   1.Kulit Bawang Merah                   4. Coconut Oil

   2. Daun Mangkokan                       5. Jeruk Nipis

   3. Daun Mint

7

H.     Prosedur Pembuatan  dan Pemakaian Pedimer

        Cara membuat Ekstrak :

  1. Mencuci Bahan yang akan di ekstrak seperti kulit bawang merah, daun mangkokan,daun mint
  2. Potong tipis – tipis daun mangkokan dan daun mint
  3. Keringkan Bahan – bahan tersebut (kulit bawang merah, daun mangkokan, daun mint) dengan cara di jemur, di oven, ataupun di sangrai
  4. Haluskan Bahan – bahan tersebut dengan cara di blender atau ditumbuk
  5. Ekstak siap di gunakan

      Cara membuat Pedimer :

1.Campurkan Coconut oil, Ekstrak Kulit bawang Merah, Ekstrak Daun Mangkokan, Perasan Jeruk Nipis, Ekstrak Daun Mint dalam 3 takaran  Formula sebagai berikut :

Tabel: 3.1 Formula Pedimer

FormulaCoconut OilEkstrak Kulit BamerEkstrak Daun MangkokanPerasan Jeruk NipisEkstrak Daun Mint
      I100 ml 3 sendok teh2 sendok teh 1 sendok teh1 sendok teh
     II100 ml 2 sendok teh2 sendok teh 1 sendok teh1 sendok teh
    III100 ml 1 sendok teh2 sendok teh 1 sendok teh1 sendok teh

2. Setelah semua formula jadi kita tunggu kurang lebih 10 menit supaya obat Pedimer lebih efektif

3. Setelah itu, kita lakukan uji coba terhadap kutu rambut. Ternyata formula 1 lebih efektif untuk membunuh kutu rambut.

Cara pemakaian pedimer :

1. Oleskan produk Pedimer ke rambut hingga rata

2. Tutup dengan handuk, supaya obat Pedimer lebih bekerja

3. Tunggu kurang lebih 10 sampai 20 menit

4. Kemudian bilas dengan  shampo hingga bersih

5. Untuk mendapatkan manfaat maksimal gunakan produk Pedimer  dua kali seminggu

8

BAB IV

HASIL PENELITIAN

  1. Hasil Penelitian

Tabel: 4.1 Formula Pedimer

FormulaCoconut OilEkstrak Kulit Bawang MerahEkstrak Daun MangkokanPerasan Jeruk NipisEkstrak Daun MintHasil Pencampuran Bahan.
      I60 ml6 sendok teh4 sendok teh2 sendok teh2 sendok tehWarnanya hijau kekuningan, baunya harum, minyak menyatu dengan bahan.
     II60 ml4 sendok teh4 sendok teh2 sendok teh2 sendok tehWarnanya hijau kekuningan sedikit keruh, baunya harum, minyak kurang menyatu dengan  bahan. 
    III60 ml2 sendok teh4 sendok teh2 sendok teh2 sendok tehWarnanya hijau kekuningan keruh, baunya harum, minyak tidak menyatu dengan jeruk nipis 

Tabel 4.2 Hasil pengujian Pedimer terhadap kutu rambut

FormulapH  produk PedimerKutu 1Kutu 2Kutu 3Rata-rata
I53,5 menit3 menit2,5 menit3 menit
II54 menit4,3 menit4,8 menit4,25 menit
III54,7 menit5,2 menit5,3 menit5,06 menit

9

Tabel  4.3  Hasil quisioner

NoNamaUsiaTestimoni setelah memakai Pedimer
 Aqila Sholihah8 TahunSetelah memakai pedimer satu kali rambut saya sudah tidak ada kutunya
 Fahmi10 TahunSekarang saya sudah tidak punya kutu
 Bapak Bayu Andiya37 TahumBeliau menggunakannya di wajah, setelah beberapa menit beliau merasakan panas pada wajahnya
 Ilham15 TahunBaunya segar dan halus di rambut
 Ibu Sri Lestari50 TahunBaunya segar untuk perawatan rambut
 Jeany Ayudya15 TahunSetelah memakai 2kali pedimer  kutu saya hilang. Pedimer Ces Pleng
  • Analisa  Hasil Penelitian

Analisa tabel 4.1

          Formula dengan tampilan dan bau yang segar diperoleh pada formula I, dengan Warnanya hijau kekuningan, baunya harum, minyak menyatu dengan bahan.

Analisa tabel 4.2

          Formula I menunjukkan tingkat kematian paling cepat dengan rata-rata kematian 3 menit. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa Pedimer dapat membasmi kutu.

Analisa tabel 4.3

           Hasil testimoni dari  3 siswa menunjukkan hasil yang memuaskan bahwa produk Pedimer setelah diaplikasikan ke rambut dapat membasmi  kutu dengan cepat tanpa ada resiko adanya zat kimia.

           Pemakaian yang terus menerus akan dapat manfaatnya menyuburkan rambut. Dilihat dari kandungan kimia alami Pedimer.

                                                                10

BAB V

KESIMPULAN

  1. Kesimpulan

                  Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan kesimpulan yaitu ekstrak bawang merah efektif sebagai insektisida terhadap kutu rambut. Pada konsentrasi 3 senduk teh kulit bawang merah membutuhkan waktu bunuh selama -+ 3 menit, dengan konsentrasi  2 senduk teh membutuhkan waktu bunuh -+ 4,25  menit, dan pada konsentrasi 1 sendok teh membutuhkan waktu bunuh -+ 5,06 menit. Dimana semakin tinggi konsentrasi ekstrak bawang merah  maka semakin efektif sebagai insektisida terhadap kutu rambut sehingga ekstrak bawang merah dengan konsetrasi 3 senduk teh lebih efektif dari pada ekstrak bawang merah dengan konsentrasi 2 sendok teh dan 1senduk teh.

  • Saran

                  Berdasarkan kesimpulan diatas maka peneliti memberikan saran untuk melakukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan konsentrasi yang tepat apabila akan diaplikasikan pada kulit kepala, melakukan penelitian lebih lanjut unutk mengetahui bentuk sediaan yang paling baik untuk insektisida, dan melakukan penelitian lebih lanjut

11

Daftar Pustaka

Anonim, 2008, Green Tea Shampoo, http://www.greenteashampoo.org, diakses tanggal 29         Oktober 2008.

Ansyah, A. 2013. Hubungan Personal Hygiene Dengan Angka Kejadian Pediculosis Capitis Pada Santri Putri Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta.Skripsi.Surakarta: Universitas Muhammdadiyah Surakarta.

Ardhita Prilly pritacindy, UNM, 2017. Uji Efektivitas dan Organoleptik Ekstrak Daun Kirinyuh(Chromolaena Odorta) Sebagai Insektisida Alami Kutu Rambut (Pediculus Humanus Capitis) Dengan Variasi Konsentrasi.

Alatas, S. 2013. Hubungan Tingkat Pengetahuan Mengenai Pedikulosis Kapitis Dengan Karakteristik Demografi Santri Pesantren X Jakarta Timur. Jurnal Karya Ilmiah, 1(1):54.

Asmaliyah. Wati, E. 2012. Pengenalan Tumbuhan Penghasil Pestisida Nabati Dan Pemanfaatannya Secara Tradisional. Palembang: Kementrian Perhutanan.

Ayyub ArrahmanMuhammad Sudjak Saenong . Pemanfaatan Tanaman Rempah sebagai Pestisida Nabati untuk Penanggulangan Hama Kumbang Bubuk Jagung Sitophilus zeamais (Mostch) Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian (2020)                                          

Nindia, Y. 2016. Prevalensi Infestasi Kutu Kepala (Pediculus Humanus Capitis ) Dan Faktor Resiko Penularannya Pada Anak Sekolah Dasar Di Kota Sabang Provinsi Aceh. Skripsi. Bogor: Institusi Pertanian Bogor.

Rumampuk, M. 2014. Peranan Kebersihan Kulit Kepala Dan Rambut Dalam Penanggulangan Epidemiologi Pediculus Humanus Capitis. Jurnal Ners, 9(1):36.

Sri Mulyati ,2020 ,Efektivitas Pestisida Alami Kulit Bawang Merah Terhadap Pengendalian Hama Ulat Tritip (Plutella Xylostella) Pada Tanaman Sayur Sawi Hijau ,JNPH Volume 8 No. 2 (Oktober 2020) Poltekkes Kemenkes Bengkulu

Sulistiyana, Riawarti, Suhirman, Journal of herbal, Clinical and pharma ceutical science (HERCLIPS) 3 (02), 56-62,2022).

Lampiran 1 Bahan-Bahan

Lampiran 2. Cara Membuat Ekstrak Kulit Bawang Merah

Keringkan kulit Bawang merah dan daun mangkoan hinnga kering

Blander kulit bawang  atau ditumbuk hingga halus

Ayak kulit bawang dan daun mangkokan

Sangria kulit bawang merah dan daun

Catatan Pengeringan kulit bawang merah, juga bisa dilakukan dengan Oven atau dengan mengsangrai .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *