Usaha madrasah untuk meniadakan styrofoam sebagai bungkus makanan sudah lama menampakkan hasil. Sudah sejak sekitar empat tahun yang lalu tidak pernah ditemukan makanan berbungkus styrofoam. Di kantin tidak ada makanan yang dijual berbungkus styrofoam. Dalam acara-acara madrasah tertentu, tidak pernah memesan catering dengan bungkus atau kemasan styrofoam.
Beberapa usaha untuk meniadakan styrofoam adalah dengan pembiasaan membawa bekal dari rumah dengan menggunakan lunch box, dan bisa membawa piring sendiri untuk membeli makan siang di kantin. Kesiapan piring di kantin terbatas. Kadang-kadang perlu menunggu masih dicuci.. Kantin juga menyediakan nasi bungkus yang dibungkus dengan daun atau kertas koran berlapis selembar daun pisang.
Pada saat makan bersama dalam acara/kegiatan ekskul, anak-anak sering makan berlaskan daun pisang. Sebagaimana yang dilakukan oleh Tenaga Kependidikan di madrasah.

Siswa terbiasa membawa lunch box untuk bekal makanannya

Anak-anak makan bersama beralas daun pisang pada kegiatan ekstrakurikuler.
Bebas dari plastik dan styrofoam

Guru terbiasa makan menggunakan piring.

Acara out door madrasah, kemasan makanan tidak pernah
menggunakan styrofoam tetapi lunch box yang bisa dipakai ulang

Lunch box plastik bisa dipakai ulang

Memakan Tumpeng Milad Madrasah menggunakan piring dan daun pisang

Siswa sudah terbiasa membawa bekal dengan lunch box